Kamu Bisa Bantu Apa?

Udah tiga hari ini aku dipusingkan sama training. 

Jadi gini, aku tu baru dapat akun NOL, makanya aku baru bisa ngerjakan soal-soal training yang udah ada dari lima bulan yang lalu kalau gak salah, pokoknya soal-soal training yang bubuhannya udah pada kerjakan sementara aku belum.Maka deadline nya itu kemaren lagi Aku pusing sumpahhhh. Soal trainingnya ada enam, yaitu Nokia Lumia 625, Lumia 925, Lumia 1020, Lumia 1520, Sosial Media, dan Here Drive 4.0. Susah banget, ngejawab pertanyaan-pertanyaan gitu, mana aku tau NFC antenna itu dimana, trus hardware apa aja yang cocok, aaaaaaaaa pokoknya susah deh pertanyaaannya mana aku tau yang begituan. Kemaren lusa aku udah ngerjakan satu, itupun harus ngemis-ngemis minta bantuin Max dan Kak Uun. Trus hari ini udah ngerjakan tiga, sebenarnya dikerjakan Kak Ira sih hahaha, nah sisa dua, itu kami nyerah bukan kepalang dah, udah kami kerjain tapi salah terus, nilainya tu minimal harus 70. Sampe jam setengah delapan malam aku mendem sama Kak Ira buat ngerjain training itu dannnn akhirnya lambai tangan ke kamera. Nyerahhhh.

Huhuhu, gatau deh gimana nasibku gak ngerjain training yang sisa dua itu. Tadi siang aku sempat nanya sih sama Kak Ira,

"Kak, kalau gak ngerjain training itu dipecat kah?"

Hening.

Gak lama Kak Ira, Kak Muti, Kak Fajar, dan Kak Uun ketawa ngakak.

"Kok ketawa?"

"Lucu pertanyaanmu!" Kak Fajar nyolot, trus ngelanjutin ngakaknya lagi.

"Yaudah dicoba dikerjakan aja." kata Kak Ira bijak.

Nyatanya, aku gak ada ngerjakan yang sisa dua itu sampe sekarang dengan benar. Ada tadi pagi, ngerjakan yang Lumia 1020, tapiii gak nyampe 70. Sakit hati sumpah. Mana aku tau jawabannya, megang hapenya aja gak pernah -__-

Aku baru ngerti ini toh yang namanya stress kerja. Bulan kemaren sempat stress karena penjualan NCP gak capai target, sekarang stress karena training belum dikelarin. Huuufffhhh, pasrah aja deh ini training sisa dua, aku juga bingung sih ini dibiarin aja atau gak usah dikerjain, soalnya kan deadline nya kemaren, takutnya kalau ngerjakan hari ini percuma, trus juga sebenarnya udah nyerah banget sih, soalnya susah banget, maka bubuhan teknisi tu pada lupa jawabannya sama cuek juga aaaaaa TT

Oke, udahan ya stress nya.

Eh ada lagi sih stress yang lain, yang bukan dari training aja, tapi dari user rempong. Setelah sekian lama hidupku dan Kak Indra sebagai CS damai aman sentosa, akhirnya user rempong kembali menghantui kami. Menghantuiku lebih tepatnya. Pagi tadi pas lagi asik-asiknya ngobrol sama Kak Indra dan Kak Maya, seorang bapak-bapak separuh baya, eh lebih tepatnya kaik-kaik setengah abad masuk ke NCC. Selayaknya seorang CS, aku berdiri dan menyapa Bapaknya, eh Kaiknya itu,

"Selamat pagi Pak, ada yang bisa dibantu?"

"Kamu bisa bantu apa?"

Jleb.

Sumpah kaget. Aku spontan ngeliat Kak Maya, mukanya cengo banget. Kalau aku sama Kak Indra sih gak cengo-cengo banget, soalnya sebelumnya kami udah pernah ketemu Kaiknya ini, dulu dia pernah jadi usernya Kak Indra, kata Kaiknya hapenya tu gak bisa dipake nelpon sama sms. Pas dicoba nelpon sama Kak Indra, eh ternyata...

"Ini adalah panggilan pertama anda---"

Yeee ternyata itu kartu baru, belum pernah dipake nelpon  Pas dicoba buat sms juga ternyata bisa. Aaaaah Kaiknya ini -_-

Nah terus Kaiknya jadi userku, hapenya tu gak bisa internetan. Gaul eh ini Kaik, internetan bukanya Kompas.com, KapanLagi.com, supaya tau keadaan luar jar. Bapaknya ini pas ku jelaskan prosedurnya, dia selalu motong gitu bilang "Iya, tau..." dengan penekanan yang seolah-olah ngegambarin aku ini bego banget, atau aku ini sok baik sok pintar ngasih tau dia, padahal dia gak tau. Sepanjang aku ngejelasin selalu dipotong dnegan kata-kata ajaibnya itu. Contohnya yang paling aku inget,

"Pak, ini untuk handphone nya kemungkinan di-soft--"

"Iya, tau..."

"Iya Pak, jadi untuk handphone nya disoftware, pengerjaan tidak bisa ditunggu Pak, sekitar--"

"Iya, saya tau, diulang-ulang terus."

Senyap. Aku senyum aja, senyum kecut.

"Hapenya ditinggal? Berapa lama?"

Yeee tadi gue mau ngejelasin malah dipotong -__-

"2-3 hari Pak. paling cepet besok."

Untungnya Kaiknya ini beli NCP, maka NCP kategori 4 lagi, hapenya Lumia 820, jadi aku gak gedek-gedek banget huhu. Awalmya sih dia gak mau, ngedumel gitu karena kemahalan,tapi yaudah akhirnya dia mau. Eh tapi sebenarnya biarpun gak beli NCP aku gak gedek sih, cuman lucu aja gak bikin kesel pengen nyumpah gitu, Kaik-Kaik gitu, cobanya kalau anak muda sepantaran sama aku atau ibu-ibu atau bapak-bapak ya gedek hhh.

Itu pada saat mau masukkin hapenya buat diservice, nah pas pengambilan, lagi-lagi si Kaik mengeluarkan kalimat andalannya. pas aku pasangin sim card-nya, aku ngasih tau dia.

"Bapak, untuk kartu memorinya gak saya masukkin dulu ya, nanti Bapaknya scan antivirus dulu kartu memorinya, di laptop, komputer atau counter-counter yang--."

"Iya, tau....."

Dan lagi-lagi, aku senyum kecut, trus memilih buat ngebubuhin stempel di tanda terima.

"Loh loh yang itu kenapa gak dipasang?" Si Kaik nunjuk ke arah kartu memori yang teronggok di atas meja.

Hah? Cengo habis sumpah.

KAN TADI AKU UDAH BILANG KALAU KARTU MEMORINYA GAK KUMASUKKIN AAAAAAAAAAAA!!!

"Ini harus di scan dulu Pak, bisa di laptop atau komputer atau di counter-counter baru bisa dimasukkin ke hapenya."

"Oh iya iya."

Setelah tetek-bengek pengambilan handphone sudah dijalanin, si Kaik pergi melenggang pulang. Aku langsung masuk ke dalam, ngeluarin tawa yang udah kutahan daritadi trus ceritaan sama Kak Indra dan Kak Maya haha.

Ternyata di hari itu aku masih diuji, ceilah diuji, pokoknya gitu deh, masih ada user binal selain Kaik itu. Masih berhubungan dengan training, jadi sore-sore sekitar jam setengah enam lewat aku, Kak Ira, dan Kak Muti bertahan di kantor. Kak Muti nunggu suaminya jemput kah kalau gak salah, lupa juga aku. Plang depan udah dibalik, gerbang udah ditutup, udah nunjukkin banget kan kalau udah tutup gak beroperasi lagi dalam hari ini.

"Eh, coba pas kayak gini masih ada user yang masuk, kayak apa ya?" Tanya Kak Ira iseng.

Eeehhh gak lama ada ibu-ibu masuk ke dalam NCC, langsung nanyain ada jual charger apa enggak.

"Tuh kan baru diomongin. Kamu masih mau ngelayani kah?" Kak Muti ngeliatin aku.

"Iya Kak mau." Aku langsung berdiri sambil pasang senyum.

Ibunya tu cari charger, dia bilang dia udah cari di Surya Phone tapi barangnya lagi pending. Pas aku tanya mau beli charger yang mana, Ibunya nunjuk tempat plastik chargernya.

"Ada Bu, ada yang harganya sembilan puluh ribu,  ada yang seratus tujuh puluh ribu."

"Oh gapapa gapapa, saya gak masalah soal harga."

Aku ambilin deh dua-duanya.

Nah, mulai disini deh kebinalan user ini bermula. Jeng jeng jeng....

Si Ibu minta dijelasin apa bedanya yang sembilan puluh ribu sama yang seratus tujuh puluh ribu., oke ku jelasin.

"Yang ini namanya AC-3, charger biasa. Bedanya sama yang ini, AC-15, untuk AC-15 lebih cepatnya ngisi daya baterainya,"

"Ohhh, yang persis kayak punya saya ini yang mana ya?"

"Coba saya liat sebentar kotaknya Bu."

Si Ibu ngasih kotak.

"Yang punya Ibu ini AC-11, ada dijual disini, harganya seratus ribu." jawab Kak Ira. Dia langsung ngambilkan charger yang dimaksud.

"Ohhhh gak sama kayak punya saya ya, ini nih yang sama." Ibunya nunjuk AC-15.

"Beda Bu, itu AC_15, kalau punya Ibunya AC-11." sanggahku.

"Yang ini kok kayak punya saya! Yang itu gak sama!"

"Yang ini kemasan baru Bu tapi jenisnya sama kayak yang Ibu cari." Kak Ira negasin.

"Oh iya iya, yang itu sama ini apa bedanya?"

"AC-15 ini lebih cepat daripada AC-11."

"Ohhh, kalau yang ini sama yang itu?" Si Ibu nunjuk AC-3 sama AC-15.

"Lebih cepat AC-15 daripada AC-3 Bu, lebih cepat ngisi daya baterainya, jadi handphone Ibu cepat penuh baterainya."

"Yang ini bisa dibuka gak? Saya mau liat."

"Gak bisa Bu..."

"Loh, kalau gak cocok gimana?"

"Pasti cocok Bu, untuk jenis handphone Ibu compate nya sama charger ini."

"Gak yakin saya. buka aja ya saya mau coba."

Ibunya ini hhh bersikeras gitu buat buka itu chargerannya, padahal masih dalam kemasan. Trus juga...

"Saya mau beli yang seratus tujuh puluh ini aja, tapi gak bisa kurang kah Mbak? Jadi seratus lima puluh De...."

LOH? TADI PAS AWAL KATANYA GAK MASALAH SOAL HARGA?

"Gak bisa Bu."

"Ayolah De seratus lima puluh ya, saya cuma bawa seratus lima puluh."

"Gak bisa Bu, udah dari sananya harganya segitu..."

"Ibu bisa beli yang ini, AC-11, harganya seratus ribu." kata Kak Ira.

"Gak sama kayak punya saya De, yang sama tu yang ini, tapi mahal betul eh gak bisa kurang kah?"

"Gak bisa Ibu, udah dari pusat harganya seperti itu."

"Saya mau liat yang seratus ribu, bisa dibuka kah?"

"Gak bisa, ini ada segelnya." jawabku jutek.

Akhirnya Kak Ira ngebuka itu kemasan AC-11 dengan hati-hati, untung gak ngerusak segelnya. Si Ibu ngeliatin charger AC-11 itu dengan seksama.

"Kurang panjang ini, punya saya itu panjang, dari awal saya udah yakin kalau yang seratus tujuh puluh panjang, keliatan ni. Tapi harganya pang, bener-bener gak bisa kurang kah De?"

Biar Ibu nanya kayak gitu sampe kiamat datang, harganya tetap gak beruibah Bu. Kecuali kalau ada salah satu dari kami yang berbaik hati (atau mungkin bodoh) nombokkin dua puluh ribu.

Aku garuk-garuk kepala aja sih, sementara Kak Ira ngejelasin dengan detil kalau charger yang AC-11 yang Ibunya cari, dan cuma beda kemasan aja beda sama kemasan yang Ibunya bawa. Tapi Ibunya tetap keukeh mau yang AC-15, dannnnn keukeh nawar.

"Kalau seratus enam puluh?"

"Tetap gak bisa Ibu..." jawab Kak Ira lembut. Aku dan Kak Muti yang lagi sok-sok an poto pake daftar harga baterai langsung saling berpandangan pas dengar Ibu nya nawar gitu.

"Seratus enam puluh lima ya, lima ribunya buat bensin pulang."

Hah? Hah? HAH? WHAT THE F---- Aku gak bisa nyembunyiin muka cengo, Kak Muti langsung buang muka, kayaknya ketawa, sementara Kak Ira keliatannya geregetan sama Ibunya.

"Gak bisa Ibu, kalau mau Ibunya beli yang AC-11 ini."

"Gak bisa ya... Yaudah De, mau beli di sana barangnya lagi gak ada sih."

"Iya.. ada lagi yang bisa dibantu?"

"Ya itu, coba harganya bisa kurang.. Yaudah makasih ya."

Fiuhhhhhh. Kami langsung ngembusin nafas lega pas Ibunya pergi.

Astagaf heh mimpi apa semalam bisa dapat user sebinal itu,. udah datangnya pas udah tutup, jelas-jelas gerbang udah ditutup tu nah masih aja masuk, trus sok-sok an, rempong, gak peka lagi. Orang mukaku sama muka Kak Ira kepampang nyata muka capek dan keselnya masih aja gak ngeh. Untungnya Ibunya gak jadi beli, gatau ya aku kok senang ada user yang gak jadi beli gear, biasanya rada kecewa gitu.

Eehhh enggak, ternyata si Ibu itu balik lagi aaaaaaa.

"Saya ngambil yang itu aja De, yang seratus tujuh puluh."

Kaget eh pas ngeliat Ibunya balik lagi. Antara pengen nyelesain soal training sama males ngelayanin Ibunya ini, aku bilang aja kalau udah tutup, eh seharunya daritadi kan aku bilang udah tutupnya. Tapi si Ibu kembali ngeyel minta dilayanin.Dengan langkah malas-malasan, plus sepatu yang udah kulepas jadinya aku nyeker, aku melangkah ke lemari gear buat ngambil charger nya. Di sela-sela aku nulis invoice buat tanda terima Ibunya, si Ibu ini kembali berkicau, nyeritain kalau dia dapat uang dari keluarganya. Aku nanggapin si Ibu dengan senyum tipis.

Dan senyum tipisku berganti jadi senyum kecut pas Ibunya ngomong gini,

"Itu gak ada tas bagusnya kah De?"

Aku langsung ngehentiin kegiatan masukkin charger ke kantong plastik yang kupegang, trus pasang tampang cengo, dua kali lebih cengo.

INI IBU MAKSUDNYA APAAN COBA???!!

"Gak ada Bu, adanya plastik gini."

"Oh kirain ada."

Loe kira belanja di Sophie Martin gitu?

Si Ibu masih gak ngehentiin kicauannya. Pas aku nyuruh dia buat tanda tangan di invoice, dengan muka panik dia nanya, "Buat apa saya tanda tangan?", ya ampun ini Ibuuuuuuuu -_-

Eh ada lagi, pas aku ngasih kembalian, kan uangnya tu dua ratus ribu, kembaliannya tiga puluh ribu, tapi aku salah ngomong gitu aku bilang kalau kembaliannya dua puluh ribu, padahal aku nyodorin uang tiga puluh ribu, eeeehhh dibahasnya gitu padahal udah ku ralat, bilangnya, "Iya dong tiga puluh ribu, kan uang saya dua ratus, cesannya seratus tujuh puluh, bla bla bla bla bla" Gak ku dengerin habis itu, asli udah gedek banget.

Yaaa namanya juga customer service, hal yang lumrah dan gak tabu kalau ketemu user yang nyeleneh. Justru itu sih yang aku suka, karena kalau gak ada user nyeleneh, hidupku sebagai customer service pasti bakal datar. Because life is never flat, kayak yang dibilang di iklan Chitato. Eh sumpah, jadi tepengen Chitato. Ada yang bisa bantu saya belikan Chitato?

Dadah pembaca. Dadah user rempong.

You Might Also Like

0 komentar