Dunia Lain

"Ketika kita jatuh cinta sama satu film, otomatis kita bakal ngerasain hal yang sama ke original soundtrack-nya."

Aku lupa siapa yang pernah ngomong kayak gitu ke aku, tapi yang jelas aku setuju sama kata-kata itu. Banget, bagi aku yang maniak dengerin lagu ini. Aku gak peduli itu genre musiknya kesukaanku apa enggak, penyanyinya aku tau apa enggak, bahasanya aku ngerti apa enggak. Yang penting aku suka film itu, aku suka adegan di film itu, dan aku suka lagu yang mengiringi adegan itu terjadi. Sering kejadian dimana gak sengaja terdengar soundtrack film trus kebayang adegan filmnya pas lagu itu, kebayang kalau di adegan itu bukan pemain filmnya, tapi aku sama someone hahaha.

Dan aku yakin bukan cuma aku yang ngerasain jatuh cinta sama soundtrack film. Kak Ira, jatuh cinta sama lagu Let It Go-nya Idina Menzel gara-gara nonton film Frozen. Waktu lagi gila-gilanya sama lagu itu, Kak Ira setiap saat nyanyiin lagu itu mulu. Let it go, let it gooooooooooo~

Original soundtrack yang pertama kali aku suka yaitu soundtrack film Catatan Akhir Sekolah, judulnya Rain Of July dari band indie The Monophones. Lagunya keren, aku suka suara vokalisnya, khas gitu, trus musik terakhirannya yang drum melulu. Lagu ini enak didengerin pas lagi malam-malam di perjalanan pake mobil (mobil? mobil aja gak punya) trus ngeliat ke luar jendela, menurutku sih gitu. Aku juga sebenarnya gak ngerti sama makna lagunya, main hujan-hujanan di bulan Juli kayaknya ya.

Soundtrack kedua yang beruntung dijatuhcintai sama aku yaitu lagu Naive by The Kooks.
Soundtrack dari film 17 Again itu sukses nyihir telingaku jadi betah buat dengerin lagu itu siang malam. Lagu ini juga sempat jadi soundtrack kejadian hidupku, ceileh kejadian hidup, waktu aku berantem sama Mamaku (baca di postingan #nowplaying Naive - The Kooks). 


Lagi-lagi aku suka soundtrack yang dihasilin dari band yang aku gak kenal sebelumnya, yaitu The Triangle. Band indie asal Indonesia, Bandung kalau gak salah itu ngisi soundtrack film Perahu Kertas, judulnya How Could You. Waktu itu aku lagi kena demam Kugy, ituloh karakter yang diperanin Maudy Ayunda di Perahu Kertas, nah terus aku ngayal jadi Kugy, ngayal kalau aku kehilangan pacarku yang udah lama pacaran sama aku kayak Kugy kehilangan Ojos, jadi deh aku suka sama lagu How Could You. Lagunya galau, tapi gak terkesan cengeng, aku banget deh hahaha. Musik terakhirannya ituloh, bikin jatuh cintaaa. Dengerin deh.


Sejak saat itu aku jadi rajin dengerin soundtrack film, dan semakin banyak soundtrack film yang aku suka. Mulai dari soundtacknya 50 First Dates, Breaking Dawn, First Love filmnya Mario Maurer, sampe soundtrack film Taiwan, film favoritttttt banget, pernah aku posting juga itu film, ngggg film You Are The Apple Of My Eye. Hampir semua soundtrack nya aku suka, tapi kalau ditanya paling suka yang mana, aku bakal jawab lagunya Hu Xia, judulnya A Those Years. Soundtrack utama dari filmnya itu kurasa, soalnya lagunya itu ngewakilin banget apa yang dirasain sama Ko Ching-Teng. Dari awal denger lagunya sampe sekarang aku selalu ngerasa kesayat-sayat kalau dengerin lagunya itu, padahal ngerti artinya aja enggak. Gatau ya, rasanya musiknya itu aja udah bikin sedih dengernya, apalagi sampe tau arti lagunya, ngerti bahasannya. Kalau lagi galau sama, uhuk uhuk, sama Zai, lagu ini jadi teman tidurku haha. Trus kebayang deh perjuangan Ko Ching-Teng ngejar Shen Chia-Yi huhuhuhuhu hiksss. Pengen juga dikejar kayak gitu :')


Kebiasaanku yang suka ngebayangin kalau aku jadi tokoh utama di soundtrack yang aku suka itu semakin membinal dan mengganas pas dengerin soundtrack-soundtrack film 500 Days of Summer. Film rekomendasi dari Zai itu awalnya gak menarik buatku, apalagi soundtracknya. Sampe akhirnya pas di rumah sakit, pas dia nemenin aku jagain Bapakku yang lagi dirawat, dengan songongnya dia nyuruh aku buat dengerin dua soundtrack dari film itu. 

"Dengerin deh, musiknya aneh." katanya sambil ngaktifin bluetooth di hapeku.

Oh, judulnya Us. Yang nyanyi Regina Spektor. Aku ngangguk-ngangguk aja sih waktu itu. Gak lama dia koar-koar promosi lagi. 

"Yang ini waktu si Tom nya nyoret-nyoret dinding, dia move on ceritanya. Hiiiiiii, kenapa kah temanku tuh rasanya geli dengar kata move on, aku gin---"

Sebelum tidur, aku coba buat dengerin dua lagu pemberian (?) Zai itu. Dan iya, bener kata dia, lagu Us memang aneh. Perpaduan antara piano, biola, dan suara Regina Spektor yang khas itu bikin laguya kedengaran aneh tapi bikin ketagihan buat didengerin. Memang aneh, suara Regina Spektor itulohhhhh aneh yang keren. Cara bernyanyinya itu dia pake cara dia sendiri, diiihhh aku gak bisa jelasin, pokoknya keren. Besok-besoknya aku jadi rajin buat dengerin lagu itu, dimanapun dan kapanpun. Tapi rasanya lebih ngena pas didengerin kalau lagi jalan kaki kemanaaaaa gitu terus natap langit yang biru, rambut terurai dimainkan angin yang bersemilir hahaha. Aku bener-bener kegilaan sama lagu ini, gak peduli deh suaraku gak sebagus Regina pas nyanyiinnya. Sebenarnya gak ngerti-ngerti amat sih makna lagunya apa, tapi yang jelas setiap aku dengerin lagu ini, aku kengiang-ngiang momen-momenku bareng Zai hahaha. Momen-momen itu terjadi sekelebat seiring dengan alunan piano Regina. Pas dengar kata 'Us', aku gak bisa menghindar buat gak senyum. Ah, i love us.


Gara-gara dengerin Us, aku jadi penasaran sama soundtrack film 500 Days of Summer lain, trus nonton filmnya lagi, kali ini lebih seksama. Ternyata semuanya bagus aaakkkkkk. Di blog-blog orang juga pada bilang kalau soundtrack 500 Days of Summer bagus-bagus, rata-rata pada bilang  yang paling bagus tu Sweet Disposition-nya The Temper Trap, tapi menurutku lagunya biasa aja sih, bukan yang paling bagus. Us itu deh yang paling bagus menurutku.

Peringkat duanya dipegang sama Vagabond-nya Wolfmother, lagu kedua yang dipromosiin sama Zai. Musiknya rock, suara vokalisnya bagus, lagunya tu buat aku jadi kebayang sama mukanya Joseph Gordon-Levitt, yang perannya disitu jadi Tom Hansen. Aku jadi ikut ngerasain emosi dan kekuatan Tom Hansen buat ngelupain Summer dan menghidupkan lagi mimpinya sebagai arsitek. 



Ternyata Regina punya satu lagu lagi di daftar soundtrack film 500 Days of Summer, yang otomatis menambah daftar soundtrack favoritku. Judulnya Hero, lagunya lebih mellow dari Us. Suaranya Regina kedenger lirih nyayat-nyayat gitu. Lagi-lagi aku gak ngerti makna lagunya huhu. Ada liriknya yang aku suka banget, "I'm the hero of the story, don't 
need to be saved." Gatau ya, waktu aku lagi kesel sama orang-orang di sekelilingku karena mereka gak suka sama sifat manjaku, aku ngerasa lagu ini pas banget buat jadi soundtrack haha. Aku langsung promosiin lagu ini ke Zai, dan dia ternyata udah tau duluan. Iyalah, orang dia suka banget sama itu film. Tapi dia gak suka sama lagu Hero.

"Alalala tau ay aku! Lagunya cengeng, aku gak suka lagu-lagu cengeng." katanya datar begitu aku kasih tau soal lagu Hero.

Tapi menuritku gak cengeng kok, gak galau juga lagunya. Pokoknya enak buat tidur, enak juga buat dibawa melamun. Waktu di rumah sakit jagain Mamaku, aku dengerin lagu ini terus-terusan. 




Udah capek kah baca postinganku ini? 

Tenang kok, ini juga udah mau selesai. 

Satu soundtrack lagi yang jadi favoritku, masih di jajaran soundtrack 500 Days of Summer, tapi lagu ini bukan lagu yang berbahasa Inggris. Nama penyanyinya Carla Bruni, judul lagunya Quelqu'un M'a Dit. Bahasa Prancis. Paris kota romantis. Dan lagunya emang romantis sih, paling romantis dari soundtrack 500 Days of Summer lain. Kemunculan lagu ini di filmnya sekelebat aja, tapi karena bahasanya aku gak ngerti dan suara penyanyinya unik, aku jadi  penasaran, langsung download deh lagunya. Begitu dengerin lagunya, aku serasa dibawa Ibu (karena kayaknya udah tua gitu deh) ke dunia lain. Ngggg bukan dunia lain dunia hantu-hantuan setan-setanan gitu, tapi dunia yang lain dari biasanya, dunia yang Carla ciptakan dari suara kerennya yang kayak nganu dahak gitu tapi bagus, dunia yang isinya gedung-gedung bertingkat hasil buatan Tom Hansen, ada taman kotanya yang penuh sama bunga-bunga mekar warna macam-macam, Di dunia itu gak pernah ada yang namanya musim kemarau atau musin hujan, adanya musim gugur aja. Dunia yang damai dan tenteram, yang isinya cuman ada aku dan----- Zai. Hihihihi.



Huuufffhh, capek juga sih nulis postingan ini, soalnya sambil buka-buka youtube juga haha. Udah dulu ya, aku mau download film dulu. Siapa tau dapat soundtrack keren lagi, yang gak cuma aku dengerin aja, tapi aku jadiin jadi soundtrack hidupku.

Dadaaahhhhhh~

You Might Also Like

0 komentar