Kasihanilah Orang Jahat

Waktu @RonsImawan ngetwit tentang #khayalanterliargue beberapa bulan lalu, aku dengan isengnya,


Trus sadar, kalau ternyata aku pengen banget ngelakuin balas dendam. 

Sebagai manusia, punya keinginan buat balas dendam itu wajar kan? Menunggu karma datang kayak Kikan Cokelat sampe umurku-panjang-kelak-ku-kan-datang-tuk-buktikan-satu-balas-‘kan-kau-jelang, itu makan waktu lama. 

Tapi karena aku nggak kreatif dalam nyusun strategi balas dendam, juga terlalu cemen, jadinya aku cuma bisa nonton film-film bertema balas dendam.

Kalau aku ini masokis, mungkin bukan cuma cambuk yang bisa nyakitin sekaligus muasin aku, tapi juga film bertema balas dendam. Balas dendam terlihat menarik banget di film. Kita bisa ngelihat balas dendam what-the-fuck-are-you-kidding-me di film Oldboy. Kita bisa nikmatin cewek baik-baik nan polos yang balas dendam karena habis dipolosin, di film I Spit On Your Grave. Kita bisa tau kalau tato bukan cuma bisa jadi penunjang kemachoan aja, tapi jadi sarana balas dendam, di film Memento.

Soal film Memento, itu dari tangan kreatif sutradara favorit Yoga, Christopher Nolan. Hal itu ngingatin aku sama salah satu sutradara favoritku, yaitu Kim Ki-Duk beserta film dengan tema balas dendamnya. Berjudul Pieta.

Bersetting kawasan pabrik kumuh dan sempit, film Korea keluaran tahun 2012 ini bercerita tentang Lee Kang-Do, seorang juru tagih bengis dan kejam dalam nagihin hutang, yaitu dengan ngebuat para pengutang itu jadi cacat. Kang-Do nyiksa mereka yang nggak bisa ngebayar tepat waktu dan nggak bisa ngebayar beserta bunganya. Lalu ngambil klaim asuransi mereka.

Trus datanglah seolah wanita misterius bernama Jang Mi-Soen, yang ngikutin dia mulu dan bilang, 

"Aku Ibumu. Maafkan aku telah menelantarkanmu dari tiga puluh tahun yang lalu."

Maukah kau menjadi anakku? Sumber: Movfreak
Awalnya Kang-Do nggak percaya, tapi berkat kerja keras sang 'Ibu' dalam ngeyakinin anaknya, akhirnya mereka bisa hidup bersama. Sisi melankolis dari pribadi Kang-Do yang sadis mulai keluar. Dia takut kehilangan Ibunya untuk kedua kalinya.

Film yang juga bertema hubungan Ibu-anak ini, bukan kayak film yang bakal bikin kita nyemilin tissue terharu. Kayak film Wedding Dress. Film ini....... BANGKE! Aku pikir cuma film Oldboy dan I Saw The Devil aja yang bisa menyajikan balas dendam keji, tapi ternyata ada lagi. Dan Pieta lebih bikin hatiku tercabik-cabik. Serius, apalagi di ending. Nggak terduga. Dan itu alasan kenapa tadi aku kasih tanda petik di kata Ibu. 

Walaupun sama-sama punya twist ending, tapi ending di Pieta beda sama di Oldboy, yang bikin aku teriak-teriak mengumpat karena nggak terima sama ending-nya. Sementara Pieta, aku dibuat melongo dengan bulir air yang menganak di pelupuk mata. Habis itu cari tempat pembaringan, baring, dan merenung mikirin betapa kerennya film ini bisa mengganggu kejiwaanku dengan cara yang indah. Aku ikhlas dibikin sakit hati sama film ini.




Dan mungkin karena banyak yang ngerasa 'terganggu' trus ikhlas, film ini jadi film Korea pertama yang menangin penghargaan Golden Lion di Festival Film Internasional Venesia ke-69. Jadi ingat Leonardo Dicaprio, yang akhirnya menangin Oscar setelah banyak yang ngedoain di socmed.

Sejak nonton Pieta, aku jadi ngefans sama Kim Ki-Duk. Apalagi kalau tau dia itu udah tua. Bisa dibilang gadun kan. Aku suka. Eh, enggak. Apalagi kalau tau ternyata masih banyak filmnya yang keren selain Pieta. Dia terkenal dengan film-filmnya yang kontroversial. Ditolak negaranya sendiri, tapi berjaya di negara lain sampai mendulang banyak penghargaan festival bergengsi. 

Film-film Kim Ki-Duk suka mengusung kisah cinta aneh, kekerasan, eksploitasi perempuan, penyiksaan, dan seksualitas, tapi mengandung banyak nilai kehidupan. Aku tambah kagum. Dia ngegunain kevulgaran buat nyampain nilai kehidupan, yang bisa dijadiin perenungan. Nggak kayak aku yang gunain kevulgaran, sebagai bahan candaan di keseharian dan di tulisan. Bikin aku pantas buat diteriaki, 

"Cha, tolong dikondisikan ya, Cha! Jangan mesum! Banyakin istigfar! Ruqyah aja sekalian sana!"

Huhuhuhu. 

Film-film Kim Ki Duk bukan cuma mau bikin penontonnya ngumpat, 

"Wah, sakit nih yang bikin filmnya! Bajingan!"

Tapi juga bikin penontonnya merasa dihantui, lalu merenung. Selalu ada makna hidup dan pesan moral yang bisa diambil para penonton. Dia nggak perlu 'menjual' moral. 

Begitu juga dengan film Pieta. 

Awalnya aku kesal sama Kang-Do. Dengan muka datarnya yang bengis itu, dia menyakiti para pengutang sampe mereka cacat. Bener-bener nggak punya hati. Di awal-awal kemunculannya, dia merancap di ranjang. Paginya dia ngambil pisau yang dia tancapkan di gambar wanita telanjang dada. Di toiletnya ada banyak potongan daging hewan. Pas ketemu Ibunya, dia ngelakuin tindakan 'Can-I-go-back-in?' Dengan memaksa masuk ke dalam anu Ibunya.  What the hell.

Tapi lama kelamaan sampe filmnya berakhir, aku ngerasa sedih ngelihat Kang-Do. 

Kang-Do bisa sejahat itu karena dia hidup sendirian. Bukan sendirian kayak sendiriannya para jomblo. Yang koar-koar bilang dia sendirian, padahal masih punya keluarga, teman, dan sahabat. Bukan juga sendirian yang kayak sendiriannya bujangan pentil, yang kalau kata Joker di videonya Fluxcup, bujangan yang suka memeras susu. 

Bukan. Kang Do sendirian dalam arti harfiah. Dia anteng-anteng aja ngelakuin tindakan kejinya tanpa takut bakal ngalamin hal yang serupa, karena udah hidup sebatang kara dari kecil. Dia nggak punya siapapun selain dirinya sendiri. Dia nggak pernah ngerasain didikan dan kasih sayang orangtua, makanya dia selalu bertindak tanpa perasaan karena nggak ada yang ditakutkan. Sampe akhirnya datang Jae Min-Soen, ngebuat dia ngerasa disayangi. Ngebuat dia yang sebuas singa berubah jadi anak kucing yang nggak bisa lepas dari induknya.

Di beberapa adegan, terlihat kalau Kang-Do sayang banget sama Ibunya. Dan di beberapa adegan lain terlihat sang Ibu ‘merangsang’ rasa sayang dan takut kehilangan si anak dengan menyakiti dirinya sendiri. Adegan-adegan yang bikin aku ngerasa bukan sekedar sedih lagi, tapi juga kasihan. Kasihan sama orang jahat. 

Kalau dipikir-pikir, orang-orang jahat punya kehidupan yang nggak sempurna. Misalnya di sinetron, orang jahatnya si kaya raya tapi kurang kasih sayang. Atau berasal dari keluarga yang punya kesulitan finansial dan punya orangtua yang suka mukulin dari kecil. Atau bahkan berasal dari keluarga yang serba berkecukupan, anggota keluarganya juga memberi dia limpahan kasih sayang. Tapi dia jahat, karena kurang dekat dengan Tuhannya. 

Intinya, orang jahat penuh dengan kekurangan, bukan sekedar kurang baik. Dan orang yang kekurangan, biasanya perlu dikasihani. 

Orang pemarah mungkin bisa dibilang sebagai orang jahat. Dan juga perlu dikasihani. Menurut penelitian psikologi, orang yang mudah marah bahkan dalam kecil, itu artinya dia butuh dicintai. Dan kalau si pemarah nggak bisa nangis, itu tandanya dia lemah. Atau yang lebih simple, orang bisa jadi pemarah saat lapar. Kayak di iklan Snickers. Orang yang pemarah juga punya kekurangan, selain kurang sabar.

Kasihan kan. 

Selesai nonton Pieta, akhirnya aku ngerti kenapa judulnya kayak gitu. Pieta adalah bahasa Italia. Berasal dari kata pity, yang artinya kasihan. Judul film ini juga berasal dari Patung Pieta, patung marmer yang terletak di Roma, Italia. Menggambarkan tubuh Yesus yang berada di pelukan Ibunya, Bunda Maria, setelah penyalibannya.

Si emak dan anak niruin patung Pieta
Film ini mengandung pembalasan dendam, penebusan dosa seorang Ibu, dan pribadi Kang-Do yang ternyata kayak lirik lagu Superman-nya Lucky Laki; juga bisa nangis. 

Dan hatiku seolah hancur kayak remah-remah rangginang karena Pieta. Pemikiranku tentang balas dendam dan orang jahat, juga ikut hancur. Dan akhirnya tergantikan dengan pemikiran baru. 

Menurutku, balas dendam terbaik bukan dengan ngebuat dia ngerasain hal yang sama, yang kayak kita rasain. Tapi dengan ngerasa kasihan sama orang yang udah jahatin kita. Mengasihini dia bukan berarti membenarkan kejahatan dia. Tapi lebih ke enggak kasihanin diri kita sendiri, supaya kita nggak punya pembenaran dan semangat buat balas dendam. 

Kalau misalnya kita nganggap mantan kita jahat, nggak perlu balas dendam. Nggak perlu doain dia dan pacar barunya ngalamin insiden kondom bocor trus keluarnya di dalam. Cukup bilang,

“How pieta you are.” 

Lalu pergi dengan kebahagiaan yang kita ciptain sendiri. Bukan dengan kebahagiaan yang pengen kita ciptakan bareng dia. Yang kau buat sempurna, awalnya, berakhir bencana. Selamat tinggal sayang. Bila umurku pan....

Lah, malah nyanyi.

You Might Also Like

63 komentar

  1. Jadi, ini review film??

    Ini film pieta pas adegan nyiksa pengutang, sadis gak. Sadis banget? Kalo sadis kayak film only god forgives, yang adegan nyolok mata di kasih liat sampai darah muncrat muncrat dan sukses bikin gue mual, males gue tonton.

    Jadi ending yang susah di tebak kayak film old boy. Hmm.. kayaknya wajib di tonton, nih.

    Terakhir gue kasihan sama orang jahat, di komik death note. Pas Kira mati, padahal kira udah ngebunuh banyak orang.

    "Balas dendam terbaik bukan dengan ngebuat dia ngerasain hal yang sama, yang kayak kita rasain. Tapi dengan ngerasa kasihan sama orang yang udah jahatin kita" boleh juga, nih. Sering dijahatin orang, yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya curhatan, Her. Tapi berkedok review film. Hahahaha.

      Hmm. Sebenarnya nggak banget sih. Yang bikin ngeri itu bukan senjata yang dipake atau anggota tubuh yang sedemikian rupa dilihatkan pas disiksa, tapi lebih ke ekspresi Kang Do dan ekspresi si pengutang. Jadi, nggak begitu gamblang sih. Bisa ditonton. Huehehe. Only God Forgives barusan aku baca review-nya. Filmnya lebih sadis gitu ya. Sinematografinya katanya juara. Mirip sama film-filmnya Kim Ki Duk. Jadi pengen nonton. Apalagi pas tau kalau ada Ryan Gosling-nya. Trus setting-nya di Thailand. Makasih ya, Her! :D

      Yap. Oldboy wajib nonton. Sampe ada yang bilang, jangan ngaku pecinta film thriller kalau belum pernah nonton Oldboy. Hohoho.

      Hmm. Kematiannya tragis gitu ya makanya kamu kasihan. Apa gimana?

      HAHAHAHAHAA. SIALAN. Kamu tau aja deh :'D

      Hapus
  2. Seperti biasa setiap aku mampir ke blog Icha, pasti aku mendapatkan kosakata sexual yang baru.
    Yang pertama Masokis : Orang yang seneng disiksa dalam bentuk seksual. Nggak kebayang aja kalo kamu bener2 jadi Masokis Cha. Seneng disiksa-siksa gitu. Waduh Genre kamu berarti Bondage dan BDSM Cha.
    Yawloh malah ngaco.

    Yang kedua : Bujangan Pentil : Bujangan yang suka memeras susu.
    Kosakata apalagi yang kau temukan Cha.

    Aku belum nonton film yang kau reviewkan ini, tapi point yang aku tangkep adalah. Bahwa sebenarnya orang jahat itu dibalik semuanya pasti ada kesendirian. Ya kasus nyatanya juga emang seperti itu sih, bagaimana anak-anak yang kelewatan nakalnya, pasti dibalik itu semua ada kesepian. Misal ortunya broken home, ortunya gak peduli, atau ortunya adalah pasangan LGBT.
    Jadi dia bingung, sebenernya aku anak siapa. Jadilah mereka nakal buat menemukan jati diri mereka sendiri.

    Jadi orang jahat juga perlu mendapat rehabilitasi. Perlu dikasihani, dan perlu diperhatiin.
    Akhiru kata, Wassalamualaikum Wr. Wb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahahahaha. AZKAAAAA! Kuterharu. Berarti blogku ada manfaatnya ya, Ka. Mendewasakan kosakata seksual kamu buat jadi bekal dalam ngelakuin adegan dewasa. Yuhuuuu~ *kemudian ditimpuk Azka*

      Haha. Aku terinspirasi BDSM-nya film Fifty Shades of Grey, Ka. Kalaau disiksanya kayak Anna di film itu sih kayaknya aku seneng-seneng aja, Ka. Diikat pake dasi sama Mr Grey yang ganteng. Eh tapi lebih suka diikat pake ikatan hubungan yang serius sih. *ini apa dah*

      Huahahahaha. Kalau kamu bujangan apa, Ka? Bukan bujangan pentil kan, tapi bujangan penting? Bujangan yang memilih kepentingan mengejar cita-cita dulu baru mengejar cinta. Asik.

      Tangkapanmu bagus, Ka. Keren. Cocok nih jadi anggota LSM Kemasyarakatan. Kesepian itu menyeramkan ya. Apalagi yang punya orangtua LGBT itu, nyeremin. Dia jadi bingung yang mana Ayah yang mana Ibunya :(

      Yak betul. Dan orang jahat perlu dibelai biar jinak.

      Waalaikumssalam Wr.Wb ~

      Hapus
  3. Kang do
    Dia belesteran sunda korea y neng?
    Ada kangnya soalnya
    Coba dah tanya
    Mungkin bapaknya itu orang sunda kali ya
    Sebenarnya kang do itu engga sendirian loh
    Kan ada kameramen yg nyorot dy terus ada sutradaranya, ada kru2 yg lainnya juga
    Jadi dy g sendirian
    .
    Kayaknya keren nih film ada adegan kejinya
    Mau nonton ah
    Tapi nonton dimana ya?
    Tw engga nonton dimana?
    .
    Enakan jadi orang jaat loh
    Senengnya banyak paling sedihnya cuma diending daripada orang baik disiksa terus pas seneng cuma di ending yg engga nyampe 5 menit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha. Iya sunda, Bang Nik. Sundal bolong. Mukanya serem gitu.

      Iya dia nggak sendirian. Iya, Bang Niki. Ku ngalaaaaaah :(((((

      Nonton di rumah aku aja, Bang Nik. Sini main ke Samarinda. Jalan kaki nyampe kok.

      Hahahahah. Iya bener. Itu kayak di sinetron Cinta Fitri deh. Si Fitri banyakan sedihnya :|

      Hapus
  4. harus banget bagian ini ya cha?

    Kang-Do bisa sejahat itu karena dia hidup sendirian. Bukan sendirian yang kayak sendiriannya para jomblo. Yang koar-koar bilang dia sendirian, padahal masih punya keluarga, teman, dan sahabat. Bukan juga sendirian yang kayak sendiriannya bujangan pentil, yang kalau kata Joker di videonya Fluxucup, bujangan yang suka memeras susu.

    cobain trailernya udah cihuy sih. Hmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buahahaha. Harus, Win. Supaya lebih jelas definisi sendiriannya Kang-Do. Kamu gimana? Kamu bujangan pentil?

      Cihuy kan filmnya. Yok ditonton yok :D

      Hapus
  5. Akuuuuu tauuu
    Hihiiii
    Dan aku tertarik liat karena covernya ala ala dramanya zaman william shakespeare ya...si tokoh ibu knapa pose gitu..serasa pke gaun pengantin, aku pikir ini ada insest2nya apa ga ya cha??? Tar kek oldboy lagi muhahaha (づ ̄³ ̄)づ
    Judulnya ala europe jadi bikin pnasaran asli
    Ahhhh ini mah genre kedukaan aku lah
    Oya kupikir yg jadi tokoh ceweknya dari cover kliatan muda gitu ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Typo terus drh aku, kedukaan maksudnya kesukaan

      Hapus
    2. Huehehehe. Cover-nya keren ya, Mbak Nit. Wah Mbak Nita sampe mikir ke ala ala drama William Shakespeare. Aku mikirnya itu covernya bergaya Eropa. Udah. Cetek banget aku :D

      Dia mau kayak Bunda Maria gitu, Mbak Nit. Cuman iya juga ya, bajunya kayak gaun pengantin. Hahaha. Nggak inses kok. Tenaaang. Tapi....tapi.... nonton deh, Mbak Nit. Endingnya sih memilukan kalau menurutku :')

      Huaaaa iya, Mbak Nita pecinta film Thriller ya, apalagi yang Asia. Ini keren. Wajib nonton biar nggak penasaran. Huehehe. Itu Ibunya mukanya kayak awet muda gitu ya. Cantik pula :D

      Hapus
    3. Hahaha iya nggak papa typo, Mbak Nit. Aku paham aja kok :D

      Hapus
  6. film yang Icha sebukan aku gak pernah nonton semua.. jadi kurang faham.. tau nya cuma iklan makanan itu aja.. Hehehe

    Tapi emang bener sih, kita gak perlu balas dendam. Nanggung, sakitnya gak seberapa dibandingkan azab dari Tuhan. Lha ini ngomong apa sih..

    Setuju deh.. kita seharusnya mengasihi orang jahat biar dia sadar dan gak jahat lagi.. tapi kayaknya susah ya.. ckckk

    BalasHapus
    Balasan
    1. samaaa rum samaa. haha icha mah nerd movie bngt orngya haha

      Hapus
    2. Hehehehe maaf ya, Rum. Iya itu iklan Snickers lucu ya. Sesuai aja sih sama kehidupan sehari-hari. Kalau kita lapar biasanya emosian. :D

      Iya bener, Rum. Itu omongan bener kok. :)

      HUHUHUHUHUU iya susah banget. Aku sok-sokan nulis ini padahal pas ngelakuinnya juga susaaaaah :((((

      Hapus
  7. oii cha. keknya kamu ni pencinta film banget ya. keknya tau banyak gitu tentang dunia perfilman. ak juga suka nonton film, tapi tiap baca beberapa postinganmu, ak kayak asing gitu sama semuanya.. mungkin ak masih junior nih masalah film cha. haha

    orang jahat, pasti ada sebab-sebabnya kenapa dia bisa jadi jahat. seperti yg kamu bilang pemarah itu. dia butuh dicintai. tentang kejahatan lainnya, pasti ada kebutuhannya yg belum terpenuhi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahaha. Pecinta film yang mencintai film nggak apa adanya, Thur. Masih suka pilih-pilih genre. Nggak semua genre aku lahap. Nah mungkin gara-gara itu kamu ngerasa asing. Kalau kamu review film di blog mungkin aku bakal ngerasa asing juga. Mungkin genre film favorit atau yang biasa kita tonton beda gitu kali ya :D

      Iya bener. Semua yang terjadi pasti ada sebabnya yak. Kayak orang bisa jadi jahat itu. Nah iya kebutuhannya belum terpenuhi. Pemerkosa misalnya, belum terpenuhi kebutuhan seksnya atau karena belum puas atau karena memang trauma dari masa kecilnya yang buruk trus balas dendamnya ke orang yang nggak salah. Gitu kali ya. Lah ini malah nyambung ke pemerkosa :'D

      Hapus
  8. Coba nonton the human centipede deh Cha, sadis juga tuh film o(><;)o

    eh bentar-bentar pieta itu dari bahasa Itali ya? Inget gak lawan main Katnis (hunger games) namanya peeta juga kan??
    Doi emang anak miskin, jadi kalo dirunut ke akar bahasanya yang artinya miskin ya cocok deh berarti <( ̄︶ ̄)>

    eh Cha Masokis itu enggak akan pernah jadi sadomasokis kalo gak ada relawannya loh macam 50 shade of grey, udah nonton belum Cha??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Vir mana mungkin icha blm ntn 50 shade of grey tuh baca balesan komenya Azka

      Hapus
    2. Huaaaa pengen sih, tapi aku baca review-nya aja udah ngeri sendiri, Vir. Belum lagi pas Nanda mau ngelihatkan trailernya. Aku langsung pergi ngejauh. Soalnya aku udah ngebayangin kalau bakal ada adegan makan hasil buang hajat. Aaaak tidaaaaak. Cukup Sukatoro aja yang bikin aku sempat mogok makan :(

      Iya katanya Google sih gitu, Vir. Hehe iya aku ingat. Salah satu motivasi nonton film ini juga karena pengen cari tau apa ada hubungannya sama Peeta The Hunger Games :D Kamu bisa aja deh baca pikiranku :D

      Bener, Vir. Cuman kalau nggak salah, Peeta termasuk anak orang kaya di Distrik 12 karena dia anak penjual roti. Kalau nggak salah di distrik 12 ada dua daerah gitu, satunya daerah khusus tukang batu bara, daerah Katniss tinggal, itu miskin banget. Yang satunya lagi daerah khusus para yang punya usaha jualan gitu, lumayan tercukupi hidupnya. *Lah ini kok malah bahas The Hunger Games*

      Eh iya ya? Haha. Aku nggak tau sih. Taunya cuma sadomasokisme itu nama aktivitas seksualnya, sadis itu yang kasih siksaan, masokis itu yang nerima. Gitu aja taunya :'D

      Iya aku udah nonton. Ah sialan Aziz tau aja sih aku udah nonton :p

      Hapus
    3. Ini kayaknya maksud Vira itu melesetin Pieta jadi Peeta deh. :))

      Hapus
  9. Setuju nih cha sama pendapat kamu yang ini "Mengasihini dia bukan berarti membenarkan kejahatan dia. Tapi lebih ke enggak kasihanin diri kita sendiri, supaya kita nggak punya pembenaran dan semangat buat balas dendam. "

    Tapi kenaapa ujung ujungnya ada bahasa kondom ya hahahah
    khas icha banget nih.

    Btw lucu ya, pieta. Kasian.
    Pieta kali...
    lain kali pake bahasa itu deh kalau ada yang jatuh dari mana gitu. dari langit misalnya, kan pasti sakit.

    Dan.. baru tau kalau korea nggak cuma punya DRAMA, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe. Makasih udah mau-maunya setuju ya, Li :'D

      Bahahaha iya. Itu biar greget aja pake ditambah kondom.

      Iya bener. Pake bahasa itu aja ya, Li. Itu yang jatuh dari langit siapa? Bidadari? Eh, itu jatuh dari surga dihadapanku eaaa ya, bukan dari langit.

      Hehe. Korea punya banyak macam tontonan ya :D

      Hapus
    2. Aku mah taunya cuma drama, drama adalah film yang bisa dihabiskan dengan cara marathon dari pagi hingga pagi lagi selama liburan panjang namun tak ada yang kunjung mengajak keluar. Sekian.

      Hapus
  10. Kalo bahas film. Ica emang jagonya. Detail. Cakep.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huehehe. Makasih Kakak Dian. Kalau bahas tips dapatin hati gebetan, Kakak Dian jagonya :D

      Hapus
  11. Film2 yang kayak gini aku cuma pernah nonton yang gone girl. Yang film lokal ada gak yah? Ya walaupun kurang suka tapi kalo udah nonton pasti suka. Yeh apaan sih.. 😑😑😑 hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang lokal ada. Rumah Dara sih aku taunya. Trus ada juga film dokumenter juga, judulnya Senyap. Sadisnya mirip-mirip, lebih parah mungkin. Hmm sejenis benci jadi cinta gitu ya, Rul :D

      Hapus
  12. Kalo soal film pieta aku belum nonton, kalo film gone girl lah aku sudah nonton. Si amy bangke banget, pura2 dibunuh sama suaminya, terus ketemu sama mantannya, terus jebak mantannya, blablabla intinya dia itu sadis sadis jenius haha

    Kalo soal dendam, hmmm sebenarnya dendam ada karena kita menganggapnya sebagai sebuah dendam. Coba deh anggap sebagai hal yang lain, misalnya jadi RENDANG, kan lumayan bisa buat lauk makan. Jika dendam hanya membuat hidup tak tenang, maka diganti RENDANG niscaya hidup akan semakin kenyang. *kemudian ambil porsi nasi ketiga*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener, Mas. Sadis-sadis jenius. Keren yak. Tapi namanya juga manusia, dia ada kelirunya. Dia sempat kehabisan uang kan gara-gara dipalakin sama pasangan di kawasan pedalaman itu. Hahahaha. Aku senang pas dia dipalakin gitu.

      Mas Fan, ini ngetik komentarnya pas lagi makan rendang ya? Mauuuuuu :((

      Hapus
  13. Sadis juga filmnya ya itu ibunya beneran atau enggak sih, dalam tanda kutip itu maksudnya apaan? Kasihan ya orang-orang jahat,, mmm sadis..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sadis gitu. Kasihan juga tapi kan sama si Kang Do-nya.

      Waaah itu yang bikin filmnya keren sih, yang di tanda kutip itu. Kalau aku kasih tau ntar jadinya spoiler :'D

      Hapus
  14. hanya orang yang berhati mulia yang mampu mengkasihani orang jahat, apa lagi orang tersebut sudah berbuat jahat kepadanya. jujur kalo saya pribadi belum bisa xixixixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener. Aku juga nggak bisa kok, mas/mbak blogger pemula. Lebih pemula juga dalam kasih-mengasihani orang jahat :'D

      Hapus
  15. Film-film begini, sekarang lagi tren banget ya? Banyak banget.

    Tapi, kalo dikasihanin tapi gak tau diri gimana, cha? *lah ini mah apaan*

    Btw, lucky laki itu anak-anaknya Ahmad Dhani bukan sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya? Aku juga nggak tau sih. Kalau memang ngetrend, keren banget Makin banyak aja film thriller yak. :D

      Nah, itu sih kita mutilasi bareng-bareng aja. Huahaha. *ini saran macam apa dah*

      Iya bener. Al, El, Dul waktu jaman mukanya masih imut.

      Hapus
  16. Orang jahat itu emang kasiah cha bener.
    kasian karna dia gak tau kalo ada hal yang lebih baik yangbisa mereka lakukan.
    kaisan lagi, orang jahat yang tau kalo perbuatannya jahat, dan ada perbuatan lain yang baik, tapi dia memilih yangjahat?
    apakah hatinya sudah tertutup?

    Bahkan indahnya cinta dari yang Maha Kuasa tidak mampu menembus hatinya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener, Dib. Kasihan karena nggak tau yang bisa mereka lakukan. Kayak si Kang-Do ini. Dia pikir yang dia lakuin itu biasa aja, padahal mah nyakitin.

      Iya, Ukhti Dibah. Sedih ya lihatnya. Semoga hati kita bisa ditembus cintanya sang Maha Kuasa :')

      Hapus
  17. kejam ya ngutangin terus nyiksa,

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi pieta juga sih si dodo atau siapa itu

      Hapus
    2. Iya. Faktor pekerjaan juga sih. Biar cepat dapat bayaran. Tapi caranya itu salah. Huhuu :(

      Hapus
  18. Cha sesekali review film comedy romantis dong hehe *ceritanya request*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Whoaaa dapat request dari Widaaaa. Iya oke, Wid. Aku cari dulu ya :D

      Hapus
  19. AAAAAAAAA ICHAAAA AKU SETUJU BANGET.
    Dengan kalimat kamu yg bilang kalo cara balas dendam yg baik itu bukan dgn bikin dia ngerasain apa yg kita rasain. :')
    Aku juga punya temen kayak Kang-Do itu Cha. Di luar kelihatan beringas, kasar, bodo amatan, tapi sebenernya orang kayak gitu jiwanya lemah. Sejak saat itu, aku jadi ngerasa kasihan sama dia. Percis dengan apa yang kamu tulis ini.
    Bener apa kata kamu, kalo nggak dikarenakan kurang kasih sayang, biasanya mereka kurang dekat dengan Tuhan.

    Aku nggak bisa bayangin waktu Kang-Do minta kembali ke rahim Ibunya lagi, Chaaa. Yawlaaaaa mau nangis :(

    Tapi aku pengen deh sekali sekali doain mantan dan pacar barunya ngalamin insiden kondom bocor, Cha. HAHAHHAHAHAHAHAAAA AKU NGAKAK CHAAA.

    ....jang kelak kukan datang tuk buktikan~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaa Alhamdulilah. Ada lagi yang setuju sama kalimat sok strong itu :'D

      Nah iya kan, Lan. Nggak cuma di film atau di sinetron aja berarti. Ada di dunia nyata juga. Jadi bagusnya sih orang jahat jangan dijahatin juga. Nanti nggak selesai-selesai. Eh tapi kalau dibiarin kejahatannya pasrah gitu aja juga nggak bagus sih. Aaah :(

      HUAAAA IYA AKU JUGA MAU NANGIS PAS SCENE ITU. MEMILUKAN. TANGISANNYA SI IBU JUGA BIKIN AKU PENGEN NANGIS. KASIHAN SAMA KANG-DO KASIHAN SAMA IBUNYA JUGAAAAAAA :(((

      Bahahahaha. Yaudah ayok kita berdoa bareng, Lan. Atau mau kita santet aja sekalian? Eeeeh.

      HAHAHAHA malah diterusin. Yaudah sekalian nyanyi sampe habis, Lan. *sodorin mikrofon*

      Hapus
  20. walaupun gue gak pernah nntn film pieta itu, yang penting gue udah nntn satu film gone girl walaupun gak hbs. beda sama arum yg blm prnh nntn film yg elu sebutin td cha haha. maaf rum haha

    gue setuju banget nih sama paragraf penutupnya, kalau kita gak perlu balas dendam dengan cara yang sama. betul tuh cha kalau penjahat sejatinya gak pernah bahagia lahir batin. kasian juga ya sama penjahat. eh, kok gue malah keingetan mantan ya? haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuhuuuuuuu! Kamu keren udah nonton Gone Girl. Tambah keren lagi kalau nonton sampe habis. Yuhuuu~

      Arum masih imut-imut polos, Feb. Dia jangan nonton film sadis, aku nggak tega :(

      Yap. Sejatinya nggak pernah bahagia lahir batin. Setuju jugaaa. Hahahaha. Mantan kamu jahat ya, Feb? Puk puk.... mantannya Febri. Eeeeh hahaha.

      Hapus
  21. Kalau sifat Lee Kang-Do diterapkan ke semua karyawan yang tugasnya dibidang tagih-menagih, kayaknya jalan raya bakal gak macet, dan yang terlanjur ngambil kendaraan tapi macet bayarnya, dia harus rela cacat haha, mau gak mau harus beli cash ke dealer kendaraan yang kita pengen.

    itu hampir semua filmnya di tolak di negaranya sendiri, ca ?
    gue jadi inget pram, yang bukunya diberangus di tanah airnya sendiri haha.

    Gue setuju sama ini "balas dendam terbaik bukan dengan ngebuat dia ngerasain hal yang sama, yang kayak kita rasain. Tapi dengan ngerasa kasihan sama orang yang udah jahatin kita" ca.
    Selain itu, gue jadi pengen pdkt-an sama orang yang dendaman, supaya rasa kita gak bertepuk sebelah tangan buat dia. hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah! Betul banget. Jadi beli motor itu nggak mudah dan jalanan jadi nggak macet parah yak. Kamu bisa aja kepikiran gitu, Di. Hebat hebat. Tambah meyakinkan aja nih kamu bisa jadi wakil rakyat. :D

      Nggg kayaknya sih enggak semuanya. Dari 18 apa 19 tahun selama 20 tahun dia berkarya gitu, ada filmnya juga yang nggak sadis. Judulnya 3-Iron. Bagussss. Romantis walaupun absurd. Dan itu kayaknya nggak dilarang di Korea deh. Bukunya Pram kenapa, Di? Serem banget nasibnya :(

      Yuhuuu. Ada yang setuju lagi. Hahaha. Alhamdulillah. Padahal itu sok strong :'D Ohahahaha boleh juga strateginya. Biar nggak perlu nerapin hal-hal yang harus dilakukan kalau ketemu mantan dalam satu ruangan ya, Di? Huahahaha.

      Hapus
  22. Wah, kalau dipikir pikir sepertinya kamu ini tukang nonton ya cha.
    Rekomendasi film kamu tuh kayaknya banyak pisan. Lebih banyak daripada penjual kaset dipinggir jalan kayaknya.
    Oke ini gak lucu :(
    Hebatnya lagi, kamu sampai hafal benar kayaknya jalan cerita dan tokoh tokohnya di film itu. Kerenlah.

    Kasihanilah orang jahat? Awalnya sih aku berpikir kenapa harus begitu? Itu pas sebelum baca tulisanmu ini.
    Lantas, setelah baca. Ohiya juga sih ada benarnya juga statement itu cha.
    Malah, sepertinya aku sendiri merasa hal tersebut ada pada diri aku atau orang orang sekitarku. Peka ya? Hahaha.
    Sejatinya mereka yang berlaku seperti itu mungkin butuh rasa kasih sayang juga. Merindukan rasa kasih sayang.

    Suka juga sama pernyataan akhirnya, kalau dendam itu tak harus selalu membalas sama dengan apa yang kita rasa. Malah justru kasihan sama orang tersebut ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tukang nonton. Huehehehe. Iya, aku tukang nonton selain tukang ngeblog, Di :D

      Huahahaha. Alhamdulillah kalau dibilang banyak pisan. Cuman sebenarnya nggak juga sih. Masih banyak film yang aku belum tonton. Nah yang ingat alur itu, ingatnya juga seadanya. Aku juga suka baca-baca ulasan tentang film yang mau di-review. Hehe. Tapi makasih ya atas pujiannya ;)

      Iya kamu peka. Ciyeeee cowok pekaaaa :D Iya bener banget, Di. Orang-orang jahat itu sebenarnya kurang kasih sayang makanya jahat. Merindukan kasih sayang kayak lirik lagu Meriang-nya Cita Citata.

      Alhamdulillah suka sama pernyataan akhirnya yang sotoy itu. Sekali lagi makasih ya, Di! Kamu murah, murah pujian banget maksudnya :D

      Hapus
  23. Kak Icha, dipolosin itu apa sih? Digitu-gituin yak? Iyaaa digituiiiiin? wkwk *muk(sok)polos* #dileparsendal
    btw, aku sempet salah fokus pas ada bahas2 masokis, apa tadi tuh bilangnya? nyakitin sekaligus muasin? wkwk ini bahasannya kak Icha bener2 17tahun ke atas yah, khususon buat pada yang udah punya KTP

    Btw, keliatan banget sering nontonnya. Ah, aku kalo udah sekali nonton suka film seru bakal ngulik nyari yang lain jadiketerusan, jadi susah berhenti. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dipolos itu dibiarkan dalam keadaan polos alias telan.... iya digitu-gituin juga, Lu. Sini aku lempar sendal dengan kasih sayang :D

      Iya masokis itu orang disika dalam berhubungan nganu tapi dia menikmatinya. Huahahaha. Iya harusnya sih gitu. Kalau anak sekolah baca postinganku ini, kasihan :(

      Samaaaa. Aku juga gitu. Entah cari film dengan genre sejenis, pemeran utama yang sama, atau sutradara yang sama. Kayak kecanduan gitu kan rasanya, Lu :D

      Hapus
  24. Gak tau apa-apa soal film itu. Yang gue tahu, terlalu sering sendirian (maksudnya bukan karena gak ada pacar, tapi gak ada temen atau keluarga buat berbagi) emang nggak enak. :(

    Jadi, udah nggak mau bales dendam? Terus sekarang bales chat dari operator aja yak, Cha? Kasihan juga soalnya. Dicuekin mulu. Takutnya nanti para operator ini malah kayak di film Pieta lagi. Lah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Yog. Nggak enak banget. Ada juga penelitian yang bilang kalau bahaya kesepian itu sama dengan merokok berapa batang gitu. Serem yak :(

      Yogaaaaaaaaaaaa! :'D Bales chat dari WIDY aja, Yog. Apalagi kalau ngomongin salam osis. Balasnya bakal cepet :D

      Hapus
  25. Si Amy di film Gone Girl emang cerdik banget. Keren deh si Rosamund Pike meraninnya. Cantik, cerdik, dan penuh perhitungan. Bales dendam itu adalah hal yang ngebingungin kalo bagi gua, Cha. Jika misi pembalasan dendamnya sukses, di satu sisi kita bisa senang, di satu sisi kita mikir, "ini kok gua jadi ikut-ikutan jahat ya?" Bukankah keburukan dibalas keburukan berarti menambah aura negatif di kehidupan kita? Begitulah.

    "Intinya, orang jahat penuh dengan kekurangan, bukan sekedar kurang baik. Dan orang yang kekurangan, biasanya perlu dikasihani" setuju Cha. Guru gua pernah bilang, kalo kita sebaiknya merasa kasihan sama orang jahat, karena dia dibesarkan tanpa mengenal arti kebaikan yang sesungguhnya. Kalau dia mengerti arti kebaikan, dia pasti ngga akan jahat. Itulah kenapa guru gua menekankan pentingnya membalas kejahatan dengan kebaikan, bukannya kejahatan. Apakah itu bisa? Bisa banget. Kuncinya cuma di ikhlas.

    Ah, gua belom nonton Pieta ini Cha, seru tuh kayaknya baca dari review lo. Ending-nya twist ya? Pasti oke banget tuh :D Kalo ending-nya aja bisa bikin lo "merenung mikirin betapa kerennya film ini bisa mengganggu kejiwaanku dengan cara yang indah" berarti sutradaranya udah berhasil menyampaikan pesan dengan jelas. Penonton berasa dapet momen yang hanya bisa dirasain kalo kita nonton langsung. Hebatnya lagi, mengutip kalimat lo di atas, "film ini jadi film Korea pertama yang menangin penghargaan Golden Lion di Festival Film Internasional Venesia ke-69". Wah, penghargaan film bergengsi juga tuh!

    Haha, ngomongin Leonardo DiCaprio emang salut banget deh, akhirnya dia bisa ngebawa pulang piala Oscar yang udah lama dia idam-idamkan. Tapi sumpah, akting dia di film "The Revenant" emang keren banget kok, gua aja sampe kadang suka mikir, "ini gimana dia cara mendalami perannya ya?" Pantes lah kalo aktingnya diganjar Oscar.

    Begitu lihat gambar postingan lo ini di Google Plus, gua langsung keinget patung Pieta, dan gua pikir lo bakal nyeritain tentang patung Pieta, ternyata film "Pieta" hehe. Patung Pieta itu sendiri adalah karya Michelangelo yang fenomenal. Patung aslinya keren banget, detilnya super duper mantap :)

    Kalimat penutupnya keren, Cha. Menciptakan kebahagiaan kita sendiri lebih penting ketimbang mikirin kesedihan dan proses balas dendam. Toh balas dendam terbaik adalah dengan meyakinkan diri kita sendiri bahwa kita bisa meraih kebahagiaan dan kesuksesan dengan cara kita sendiri :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener, Bay. Seolah peran Amy itu memang ditakdirkan buat Rosamund Pike ya :D Sempurna. Sampe suaranya juga keren banget buat bacain narasi di filmnya. Kereeeen. Suaranya bikin kepengen buat punya suara begitu :D

      Nah iya, Bay. Kata-kata kamu ngingatin sama film I Saw The Devil. Dia juga ngerasain kebingungan yang kayak kamu bilang, antara senang sama ngerasa dia ikutan jahat bahkan lebih jahat lagi. Perasaan yang nggak enakin ya itu. Bener kata kamu, menambah aura negatif di hidup kita :(

      Whoaaa. Guru kamu bijak, Bay. Positive thinking sama orang jahat. Iya bisa dengan ikhlas. Cuman ya itu, susah. Aku aja sebenarnya masih suka kebayang hal-hal yang bisa bikin aku nggak ikhlas sama orang-orang yang menurutku udah ngecewain. Ilmu ikhlas itu nggak mudah diterapin ya :')

      Iya ending-nya twist. Dan ada pesan moralnya. Itu yang aku suka dari film Kim Ki-Duk. Jadi nggak sekedar sadis vulgar aja. Yang soal twist ending, mungkin kalau orang jeli nontonnya, dari pertengahan udah bisa nebak ending-nya bakal begitu. Tapi kalau aku nggak nyangka. Mungkin karena aku memang suka dibego-begoin film, jadi sepanjangan film ngalir aja nggak berusaha buat nebak-nebak :'D

      Iya keren kan ngegondol piala penghargaan bergengsi. Padahal katanya itu film Kim Ki-Duk yang nggak terlalu bagus. Masih ada filmnya dia yang lebih bagus lagi :D

      HUAAAA AKU BELUM NONTON THE REVENANT AAAAAK. Kamu bilang begitu bikin aku tambah penasaran, Bay. Fix ntar nanti minta filmnya sama Dina. Kebetulan dia punya. Yuhuuu~

      Walah aku malah nggak tau sama patung Pieta itu sebelumnya. Taunya gara-gara film ini. Hahaha. Wawasan kamu luas ya, Bay. Iya itu patungnya punya detil yang mantap. Pantas patungnya jadi tersohor gitu ya.

      Huehehe. Makasih. Iya bener. Setujuuu. Senengnya kalau ada yang sependapat dengan sekeren kamu, Bay :'D

      Hapus
  26. Hmm saya belum pernah nih lihatnya tapi kalau film kesukaan saya shaw mbak itu film seru and sadis banget, dan film itu menceritakan tentang si kakek yang menciptakan permainan dan permainan itu gila sadisnya minta ampun sampai sampai kalau ada adegan yang sadis saya sampai gak bisa melihatnya karena sadis bener dan ngilu ngeliatnya tapi seru sih filmnya muantappp deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hohohoho iya fim Saw ya, Kang. Bagus filmnya. Sadisnya banget. Dan kayaknya itu film jadi trendsetter film-film sadis setelahnya. Keren :D

      Hapus
  27. Yaarabb, teh Icha. Dulu kalo ada orang yang jahat sama aku sih ya suka didiemin aja. Bukannya nggak bisa bertindak, tapi karena tau dia butuh sesuatu yang nggak bisa dijelaskan dan abstrak heuheu.
    HAHAHAHA LEH UGHA NTAR KALO BILANG HOW PIETA YOU ARE. OKEOKE. NTAR AKU TERAPKAN :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Ris. Diam itu emas gitu ya. Tapi diiringi dengan sabar gitu. Dan ngedoain orang jahat itu ya. Heleh. Aku ngomong apa sih :'D

      HAHAHAHA OKE SIP RISKAAAAAAA :*

      Hapus
  28. denger music dari video nya seseh sedih gimannaaa gtu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, trus filmnya nggak kalah sedih juga :')

      Hapus